Upacara Hari Kartini: Memantik Semangat Melalui Kisah Perjuangan Ibu Kartini

Barisan Kartini masa kini di YPP Al-Mardliyah

21 April 1879 merupakan hari kelahiran seorang perempuan berdarah biru keturunan bangsawan Jawa, Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat lahir di Jepara, Jawa Tengah.

Kehadirannya di bumi pertiwi membawa serta cahaya kebebasan bagi kaum perempuan, sesuai dengan kumpulan tulisannya ”Door duiternis tot licht atau Habis gelap terbitlah terang”.

Kartini dan keterbukaan pemikiran wanita yang sangat langka kala itu, dengan nalarnya yang tajam menentang kungkungan budaya yang menomorduakan posisi gender perempuan di bawah gender laki-laki pada masa itu. Ditambah dengan kondisi Indonesia yang berada dalam cengkraman kolonialisme Belanda membuat posisi perempuan sangat tidak diuntungkan dari segi apapun.

Misalnya pendidikan, seolah barang mahal yang hanya bisa dikenyam oleh kalangan atas saja. Oleh sebab itu, Kartini muda bergairah mendirikan sekolah, khususnya bagi kaum wanita agar mereka mampu memperjuangkan hak-haknya sebagai manusia yang setara.

Namun belum jua harapan itu terwujud, Ibu Kartini meninggal diusianya yang ke 25 tahun tidak lama setelah melahirkan anak pertamanya. Kedukaan itu tidak serta merta turut mengubur asa dan harapannya. Karena tidak lama setelah itu, sekolah yang dicita-citakan oleh Ibu Kartini berhasil didirikan.

Hari ini, Senin 22 April 2024, di YPP Al-Mardliyah seluruh santri melaksanakan upacara bendera sekaligus memperingati Hari Kartini dengan khidmat. Upacara kali ini terasa penuh semangat di kala pembina upacara yang bertugas, Ibu Vita Mustika, S. Pd memberikan amanatnya.

Dalam amanat tersebut beliau memaparkan kisah kehidupan dan perjuangan Ibu Kartini hingga kegemarannya dalam menulis surat untuk sahabat penanya yang ada di Belanda. Kartini muda mendapatkan pendidikan sehingga ia bisa berbahasa Belanda. “Dari surat-surat yang dikirimkan oleh Kartini tersebut, dikumpulkan dan diterbitkan pertama kali dalam bahasa Belanda, lalu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang“. Papar Ibu Vita.

Melalu kisah perjuangan Kartini tersebut, Ibu Vita menegaskan kepada peserta upacara bahwa sebagai seorang pelajar sekaligus santri, mereka harus mampu membuat perencanaan dalam kehidupannya. Perencanaan harus dimulai dari hal-hal kecil yang kelak akan mampu memberikan efek domino beruntun yang perlahan-lahan mampu membawa pengaruh baik sedikit demi sedikit bagi kehidupan mereka.

Santri harus berlatih merencanakan kegiatannya sehari-hari, mulai dari bangun tidur hingga menjelang malam sebelum tidur. Perencanaan itu harus dimulai sedini mungkin karena “Gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan“.

Selamat Hari Kartini 2024,

Perjuangan tidak selalu mengangkat bambu runcing, tapi nalar yang tajam adalah senjata masa kini.

Feature oleh (FT)

#HariKartini #HariKartini2024 #UpacaraHariKartini

Ibu Vita Mustika, S.Pd saat memberikan amanat upacara
Barisan asatidz
Paduan suara menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini
Barisan putri
Barisan putra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *